Wednesday, May 27, 2015

Kekayaan beberapa sahabat Rasulullah SAW

Kekayaan beberapa sahabat Rasulullah SAW

Allah Ta'ala selalu menjanjikan rezeki kepada siapapun yang Dia kehendaki tanpa pandang bulu. Perbedaan dari rezeki yang diberikan tersebut adalah untuk apa saja rezeki itu dipergunakan. Digunakan untuk maksiat dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya pun Allah Ta'ala tetap akan memberikan rezeki ke orang tersebut, namun esensi keberkahan rezeki itu yang mungkin tidak Dia diberikan. 

Lain halnya jika rezeki yang diberikan Allah Ta'ala itu digunakan untuk jalan kebajikan dan kemashlahatan umat manusia, terlebih lagi untuk memperjuangkan agamaNya. maka dijamin 100% rezeki itu tidak akan pernah putus bahkan berkurang. Seperti info kekayaan beberapa sahabat Rasulullah SAW berikut ini.

1) Umar bin Khattab

• Memiliki 70.000 properti (ladang pertanian) seharga @ Rp. 160 juta (total Rp 11,2 Triliun)
• Cash flow per bulan dari penyewaan properti = 70.000 x Rp. 5 jt = Rp. 350 Milyar/bulan atau  4,2 Triliun/ tahun

2) Utsman bin ‘Affan

• Sudah menjadi pengusaha dan kaya raya sejak usia 20 tahun
• Simpanan uang = 151 ribu dinar atau setara dengan Rp. 302 jt dan 1000 dirham atau setara Rp. 3,5 jt
• Mewariskan properti sepanjang wilayah Aris dan Khaibar
• Beberapa sumur senilai 200 ribu dinar atau setara Rp. 400 jt

3) Zubair bin Awwam

• Simpanan uang sebesar 50 ribu dinar atau setara Rp. 100 jt
• 1000 ekor kuda perang
• 1000 orang budak

4) Amr bin Al-Ash

• Simpanan uang sebesar 300 ribu dinar atau setara Rp. 600 jt 

5) Abdurrahman bin Auf

• Sudah menjadi pengusaha dan kaya raya sejak usia 16 tahun
• Memiliki kekayaan melebihi seluruh kekayaan sahabat
• Tiap ada majelis, pada masa Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf berinfaq sebesar 40 ribu dinar atau setara Rp. 80 jt

Asumsi 1 Dinar = Rp. 2000

Bukan hanya sahabat utama yang kaya, namun juga rakyatnya hidup berkecukupan

Pada masa Umar bin Khattab (10 tahun bertugas),

• Mu’adz bin Jabal menuturkan di Yaman sampai kesulitan menemukan seorang miskin pun yang layak diberi zakat (Al-Amwal, hal 596)
• Mampu menggaji guru di Madinah masing-masing 9000 dinar atau +/- 18 juta/bulan (Ash-Shinnawi, 2006)

Pada masa Umar bin Abdul Azis (3 tahun bertugas)

• Yahya bin Sa’id (petugas zakat) berkata, “Ketika hendak membagikan zakat, saya tidak menjumpai seorang miskin pun. Umar bin Abdul Azis telah menjadikan setiap individu rakyat pada waktu itu berkecukupan”. (Ibnu Abdil Hakam, siroh Umar bin Abdul Azis, hal 59)
• Surat Gubernur Bashrah, “Semua rakyat hidup sejahtera sampai saya sendiri khawatir mereka akan menjadi takabbur dan sombong.” (Al-Amwal, hal 256)

Sekaya apapun para sahabat dan sesibuk apapun mereka dalam memimpin negara, berbisnis dan memimpin umat, mereka selalu sholat tepat waktu berjamaah di mesjid dan selalu menjalankan ibadah lainnya dengan sungguh-sungguh.

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kekayaan kita jauh melebihi kekayaan para sahabat rasul? Apakah urusan kita jauh lebih berat dibandingkan dg urusan para sahabat? Sehingga kita masih belum bisa sholat tepat waktu dan menjalankan ibadah lainnya dengan sungguh-sungguh.

"Barang siapa yang Akhirat menjadi harapannya, Allah akan menjadikan rasa cukup di dalam hatinya serta mempersatukannya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan putuh dan hina. Tetapi siapa yang dunia menjadi harapannya. Allah akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya serta mencerai-beraikannya, dan dunia tidak akan datang  kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditetapkan baginya." {Hadits Riwayat Tirmidzi}

Wallahu 'alam bishowab

Salam,
#krupukrambakkriuk 
Renyahnya bikin perut kriuk-kriuk 
PIN : 52A1 123B

No comments:

Post a Comment